Pernah dalam suatu kesempatan, Jaya Suprana ditanya, “Bapak kan punya produk jamu galian singset, tapi kenapa Bapak sendiri sebegitu gendhut?”
Haha.. Dan Jaya Suprana hanya tertawa. Lalu dijawablah pertanyaan itu. Kagetlah saya atas jawabannya.
“Panjenengan tahu tidak, saking larisnya jamu produk saya itu hingga saya tidak pernah kebagian barang sebiji saja.”
Ehm.. Hari kemarin, teman saya dimintai bantuan oleh teman saya yang lainnya untuk nyuntik ayam hutannya yang sakit. Sebagai sesama anggota tentu teman saya tak bisa menolaknya. Datanglah teman saya yang ahli nyuntik ke rumah teman saya yang belum bisa nyuntik. Selesai acara inti, bertanyalah si penyuntik ke pemilik ayam yang disuntik. “Ini dikasih probiotik APAHI tidak Mas?”
Terkaget²lah teman saya yang ditanya. “Tidak Mas,” singkat saja jawabnya.
“Lho. Piye to iki? Anda itu jual produk APAHI kok malah tidak memakainya?” Si penyuntik agak meradang juga.
“Lha mau gimana lagi Mas, probiotik APAHI selalu habis terjual, bahkan stock selalu kurang.”
Sampai di situ pembicaraan kita hentikan. Jadi kadang aneh juga, ternyata ada reseller probiotik APAHI yang tak memakai untuk ayamnya sendiri hanya karena selalu laris di pasaran. Ironis memang. Dia berbaik hati menolong orang, ayamnya sendiri dijadikan korban.
Pesan saya: Jangan diulangi ya Mas, meski laris, tolong sembunyikan barang sebotol untuk kandang sendiri. Ingat itu!